Breaking

LightBlog

Jumat, 24 Februari 2017

PELUKLAH RINDU


Aku pernah memeluk asmara di musim hujan
Kupeluknya atas nama rindu
Kini ia hanya lembaran-lembaran kertas putih
Yang di muntahkan  dan di usik dalam kesunyian

Aku pernah melihat asmara dalam cangkir wajah permata
Namun kini ia tumpahkan bersama tinta kepedihan

Aku pernah melihat asmara di awan biru
Kini ia di pijak dalam pawai karnaval airmata
Tembok-tembok hanya menjadi pelampiasan duka
Dan ia pun membela diri bagai bisu
Hingga kata tak dapat tenggelam di terminal bus kota

Hawa panas bumi terpanggang di ubun-ubun
Lalu aku memeluk rindu bagai fatamorgana
Rindu telah berterbangan mencumbui bohorok
Hingga debu-debu asmara yang di peluk tak lagi atas nama cinta
Oh pulanglah rindu
Ku peluk kau hari ini
Bukan sebagai kawan
Bukan sebagai kekasih
Bukan sebagai rindu

Kupeluk kau karena kau bagian dari mimpi ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar