Dalam dekapanmu kami teteskan
kepedihan
Sebab senja terlalu cepat memberi
isyarat kesunyian
Isyarat kesunyian yang penuh duka
nestapa dari dalam rahimmu
Yang gugur bagai dedaunan walau
hanya sepoi angin menerpa
Senja
ini kami hadapkan wajah kepelukanmu
Meneteskan
ribuan butir air mata dalam tangis dan doa
Sebab
kami ragu dengan tanah yang terlalu liat dan bebatuan cadas yang kokoh
Di
pekarangan wajahmu
Dalam dekapanmu kami hanya tertunduk
murung
Pasrah berlayar menikmati kesendirian
untuk sampai pada pulau kusam yang dijanji
Kini kepergianmu kami benar-benar
kehilangan sendu merdu suara yang menawarkan riang
Suara yang menjanjikan tawa dan
penghibur duka pada anak-anak pengembara
Yang mungkin saat ini masih sangat
suram dan rabun meraba-raba dalam kelam
Selamat
jalan wahai sang penyapih
Berlayarah
engkau sampai pada impian mu yang mulia
Memang
perih dan duka lahar yang mengalir deras di pipi kami
Tetapi
kami masih tegar membaja dibalik nisan memanjat doa untukmu
Hanya
itulah arti air mata terakhir untuk menuntun mu
Selamat jalan sang penyapih
Rindukan kami sewaktu engkau tiba
dengan selamat
Surati kami kabar dari syurga agar
kami terhibur menikmati mimpi-mimpi kami
Hayatilah
perjalananmu........................
Agar
kami tenang bermunajat untumu
Dibalik
nisan kami ikhlas menyayangi duka laramu yang telah engkau pupuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar