Breaking

LightBlog

Kamis, 19 Mei 2016

SE'I TEMIANG



Dalam dekapanmu kami teteskan kepedihan
Sebab senja terlalu cepat memberi isyarat kesunyian
Isyarat kesunyian yang penuh duka nestapa dari dalam rahimmu
Yang gugur bagai dedaunan walau hanya sepoi angin menerpa
            Senja ini kami hadapkan wajah kepelukanmu
            Meneteskan ribuan butir air mata dalam tangis dan doa
            Sebab kami ragu dengan tanah yang terlalu liat dan bebatuan cadas yang kokoh
            Di pekarangan wajahmu
Dalam dekapanmu kami hanya tertunduk murung
Pasrah berlayar menikmati kesendirian untuk sampai pada pulau kusam yang dijanji
Kini kepergianmu kami benar-benar kehilangan sendu merdu suara yang menawarkan riang
Suara yang menjanjikan tawa dan penghibur duka pada anak-anak pengembara
Yang mungkin saat ini masih sangat suram dan rabun meraba-raba dalam kelam
            Selamat jalan wahai sang penyapih
            Berlayarah engkau sampai pada impian mu yang mulia
            Memang perih dan duka lahar yang mengalir deras di pipi kami
            Tetapi kami masih tegar membaja dibalik nisan memanjat doa untukmu
            Hanya itulah arti air mata terakhir untuk menuntun mu
Selamat jalan sang penyapih
Rindukan kami sewaktu engkau tiba dengan selamat
Surati kami kabar dari syurga agar kami terhibur menikmati mimpi-mimpi kami
            Hayatilah perjalananmu........................
            Agar kami tenang bermunajat untumu
            Dibalik nisan kami ikhlas menyayangi duka laramu yang telah engkau pupuk         





Tidak ada komentar:

Posting Komentar