Breaking

LightBlog

Selasa, 21 Februari 2017

NAFAS KEHIDUPAN DI TENGAH KEBEBASAN BERPIKIR



oleh M Hamka Syaifudin

Wahai kehidupan.
Engkau adalah nafas-nafas yang selalu berhembus, engkau adalah sayap sayap yang dapat menghantarkan kami terbang kemanapun jua. Engkau adalah ladang-ladang amal bagi orang yang berburu berkah dan pundi-pundi pahala. Engkau juga sebagai burung gagak hitam yang menghardik kematian dalam sarang.
Wahai kehidupan.
Hari ini kami telah menyaksikan kekejaman zaman. Kepada siapa kami berkhidmat? Hari ini kehidupan telah melenakan dan meninabobokan setiap insan, kehidupan begitu indah dan bermutiara dalam pikirannya, hingga hastrat dan ambisi terus melaju memburunya sampai titik penghabisan. Kehidupan sebagai alasan untuk mencari puing-puing dolar dan tenggelam dalam kezaliman  serta kemaksiatan. Atas nama kebebasan dan hak maka agama hanya sebagai pelarian terakhir disaat jiwa benar-benar tersungkur diatas pembaringan.
Wahai kehidupan.
Atas nama mu lah orang-orang bebas berterbangan bebas di gelandang dunia. Atas nama mu mereka rela bersimpuh di sudut-sudut deker sembari menanti mentari yang akan tenggelam, atas nama mu juga mereka rela menanam benih-benih cinta dirahin yang belum sah.
Oh kehidupan.
Memang jenuh hidup ini jika tak ada dendang-dendang kedamaian, ibarat tanah akan tandus jika tak pernah di belai sang hujan. Begitupun jiwa ini akan semakin gersang jiwa tak ada celupan hidayah dan inayah dari sang Rabb.
Wahai kehidupan
Mengapa sekarang zaman begitu ganas? Mengapa zaman kami penuh tragis dan pertikaian? Inikah tanda mu kalaw dunia akan kiamat atau masih alarm untuk kami kembali bertaubat. Jika engkau memberikan semenit untuk kami maka setiap detik itu akan penuh dengan tangis dan darah muhasabah. Alangkah beruntung jika demikian. Namun sangatlah rugi jika jiwa itu angkuh ketika diberikan nasehat, egois, dan hastrat ingin menang sendiri mungkin sudah menari-nari dalam batinnya sejak ia di besarkan dalam asuhan kehidupan.
Wahai kehidupan.
Asuhlah kami dalam rahim kehidupan ini.ajarilah kepada kami tentang makna kehidupan yang menetramkan, ajarkan kepada kami tentang Tuhan yang tak lagi di pertentangkan.
Wahai kehidupan
Berilah kami butir-butir air dzikir  yang dapat mengalir lewat urat nadi ini. Semoga ia dapat meresap sampai batin-batin kami bertasbih. Ajarkan pada kami sebuah kehidupan yang sesungguhnya agar jerih payah ini akan bernilai di mata sang Khalik yang mulia.
Jika esok hari telah tamat maka kami punya tanggungjawab yang dapat meringankan langkah kami kami menuju jannah yang idaman
Wahai kehidupan
Bukakanlah pintu pada kami orang-orang yang menghardikmu, agar kami penuh hati-hati menyapa dirimu di pangung gembira bertajuk pemerintahan. Mengapa mereka menghardikmu? Bukankah kehadiranmu sudah cukup untuk menjawab laranya. Kehidupannya saja sudah sekarat namun tak pernah mengalah demi ketemtraman rakyaknya. Oh kehidupan kemana lagi mereka membawa mu? yang kuat makin perkasa dan yang lemah makin melarat. Semboyan kita yang dahulu di pertaruhkan nyawa kini hanya di jadikan irama permainan untuk pengantar tidurnya di kantor-kantor bertopeng kekuasaan.
Wahai kehidupanku
Dirimu sudah cukup dewasa maka ajarilah kami bertata kehidupan yang baik, ajarilah kami kemakmuran tanpa ada pencitraan, ajarilah kami keadilan yang tanpa permusuhan, ajarilah kami kesatuan yang tanpa ada mementingkan diri sendiri. Ajarilah kami kebenaran yang tanpa liberalime agar cahaya menuju syurga tidak terlalu berliku nan terjal hingga kami gila. ajarilah kami kasih sayang yang tanpa ada memandang jabatan, ajarilah kami tentang kebenaran agar kami tak tenggelam di media hoaks. Ajarilahh kami tentang kebatilan agar mujahadah kami bisa membendungnya. Ajarilahh kami langkah menuju syurga bersama-sama walau ada yang tercecer di siratalmustakiim. Ajarilah kami berukhuwah atas dasar imam bukan atas dasar suku, agama, ras dan antar golongan. Ajarilah kami menjaga silaaturrahmi agar negri ini tetap solid dan bersatu padu dalam peradaban nusantara yang bersemboyan gema ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar