PEMUDA
ANTARA CERITA DAN REALITA
Oleh:
M.Hamka Syaifudin
“ Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku” demikian perkataan Nabi yusuf.as yang terdapat dalam
surah yusuf ayat 33.
Wahai
para pemuda. Sudah barang tentu kita pada mendengar, bahkan juga menghapal cerita
dari seorang pemuda yang bernama Yusuf as. Yakni ketika ia digoda oleh
permaisuri tuannya/ imroatul aziz zulaikha untuk berbuat zina. Hingga yusuf
berkata penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku.
Dan
juga tak kalah menarik yakni dari cerita seorang pemuda yang bernama Abu Bakar
Al Misky. Yang merupakan seorang penjual kain keliling kota pada waktu itu. Ia mampu menahan kesucian
dirinya dari godaan si wanita kaya untuk berbuat zina, walaupun ia mengambil
suatu keputusan sendiri untuk melumuri
tubuhnya dengan kotorannya. Itu semua dia lakukan hanya untuk menjaga kemulian
dan tanggungjawabnya di hadapan Allah.swt.
Berangkat
dari sini. Kita sejenak melihat kondisi dan realita para pemuda saat ini yang hidup
berbalik seratus delapan puluh derajat. Hal-hal yang dilarang oleh Allah sudah
menjadi hal yang biasa dan lumrah. Disaat yang sama juga, bila ada pemuda yang
mengasingkan dirinya dari hal-hal seperti itu maka mereka akan mengatakan
kampungan, tidak gaul, kolot dan sebagainya. Dan para pemuda Jangankan digoda,
tidak di goda saja pasti ia akan terpengaruh turut merasakan suatu kesenangan
sesaat yang malah hal itu sangat jelas menodai kesuciaannya sendiri dihadapan
Allah.swt.
Mengapa
hal-hal seperti ini bisa terjadi? Mengapa para pemuda saat ini lebih tertarik
menghabiskan waktunya di tempat-tempat hiburan daripada sibuk beribadah kepada
Allah swt di masjid. Mengapa pola pikir generasi muda sudah lupa dengan agama
dan nilai-nilai kebaikan yang ada. Mengapa tawuran antar pelajar sering
terjadi, narkoba, pencopetan dan geng-geng motor yang sudah banyak meresahkan
masyarakat.
Ini
problem yang sudah sekian lama terpendam begitu saja. Tidak ada tindakkan
kongkrit yang diambil dari para pemimpin untuk bagaimana membawa para pemuda
ini kejalan yang benar. Membawa para pemuda keluar dari pola pikir weternisasi
dan liberalisasi yang jelas sangat fatal dan menyesatkan nya. Pemimin harus
berusaha untuk menghantarkan mereka untuk mengenal diri mereka, bahkan
sampai pada taraf mengenal Allah swt. Dan juga adanya suatu sangsi yang tegas sebagai control agar
kesadaran akan tugas dan kewajibannya itu dapat ia pahami betul. Jika demikan
yang menjadi prioritas dan fokus untuk mengurus generasi ini maka bisa ada
jaminan . Serta hal-hal seperti diatas dapat berkurang dan bahkan tidak ada.
Mengapa? Sebab mereka para pemuda sudah
terikat dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dan tidak lagi ada waktu nya
tebuang-buang untuk memikirkan dan meresahkan orang lain, hidupnya sudah di setting sedemikian rupa.
Baik itu di bentuk dengan melalui wadah pendidkan, pergaulan, suri tauladan
dari kehidupan di dalam lingkungan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan
keremajaan yang mendatangkan manfaat khalayak, intinya mereka bisa
berkecimbrung dengan budaya ilmu agar dapat menyalurkankan ide-ide mereka dan dapat berpikir kreatif demi kemajuan nama baik
bangsa dan negara ini. Dan ini harus betul-betul di urus sampai pada tahap
finish dan sesuai dengan kemauan agama maupun masyarakat umumnya
Dan juga para pemerintahan perlu untuk lebih
mementingkan pendidikan dari pada hal-hal yang lain . sehingga ada yang bisa di
pertanggung jawabkan di hadapan Allah swt. Pemerintah harus bisa mengenal
fungsi peranannya yang lebih penting dan mendesak untuk bisa di rampungkan
yakni adalah masalah menuntun ummat( Q.s Al Anbiya:73) itu. Dan ini sangat
urgent. Bila perlu dana-dana lebih banyak di salurkan kepada pendidkan daripada
hal-hal yang lain. Dan juga menghindari
hal yang tidak kita inginkan yakni
dengan dana itu berakhir hanya untuk di korupsi guna menghidupi diri sendiri dan golongan tertentu
Kita
harus mengakui yang menjadi contoh nyata dari perilaku menyimpang yakni Berdasarkan
data terbaru dari berbagai Media belakangan ini. Di Depok, Jawa Barat, sebanyak
5. 791 pria telah terjangkit dengan penyakit homoseksual. Sedang di Bogor,
2.672 pria mengidap penyakit homoseks. Bukankah hal itu sangat menjijikkan
bukan??
Dan sejauh ini pemerintah belum ada langkah
untuk membuat aturan undang-undang yang melarang perilaku homoseksual ini.
Padahal hal ini jelas-jelas penyimpangan dari fitrah dan di dalam agama islam
sendiri sangat tegas dilarangnya perbuatan ini yang merupakan perbuatan kaum Nabi
Luth yang di azab oleh Allah swt.
Dan
jika pemerintah tidak bertindak melakukakan pembenahan dan aturan yang tegas
maka penyakit ini akan merusak dan menjangkiti para pemuda kedepannya. Dan jika
para pemuda sudah rusak moral dan perilakunya maka nasib suatu negara akan
menuju kepada ambang kebinasaan. Bukankah para pemuda adalah pengemban risalah
islamiyah yang di pundakkannya islam ini di bebankan kepadanya sebagai bentuk
Rahmatanlilalamiin kedepan nantinya.
Untuk
itu marilah kita mengeluarkan segala potensi dan kemampuan kita untuk mendidik
para pemuda ini dengan baik. Baik itu melalui pendidikan formal ataupun
pendidikan berbasis non formal dengan menanamkan nilai-nilai ke Tauhidan yang
benar tentunya. Jika demikian sudah barang tentu akan ada saja
generasi-generasi yang tangguh, generasi-generasi yang di harapankan untuk
membawa dan memperjuangkan kebenaran islam ini secara kaffah. Generasi yang
seperti para sahabat-sahabat dahulu yang gigih berani mengemban amanah
keislaman ini walau di usianya yang masih sangat muda.
Tinggal
bagaimana pemerintah hanya mendukung proyek-proyek keagamaan ini yang justru
menyelamatkan generasi dari peradaban jahiliyah dan demi ketentraman bangsa dan
negara ini dari tantangan-tantangan zaman yang sangat dahsyat
Ayo
selamatkan generasi muda kita dengan hidup berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
Hadits./wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar