Air
mata dan Hijrah
oleh : M Hamka Syaifudin
Add caption |
Surat senja yang dulu engkau tulis akan
aku bawa pergi juga hari ini tuan. Sebab aku tak mampu menahan lagi derita yang
telah menjerumuskan diriku sendiri. Apalagi
banyak sindiran yang seakan-akan tak pernah berhenti bernyanyi.
Tuan, aku sadar kalau waktu itu
adalah akhir musim perjalan ku, tetapi jiwa ini seolah-olah berontak dan tak
pernah musabah. Seakan-akan aku memandang dunia begitu penuh mendukungku dan
membenarkanku dalam setiap langkah ini.
Derap langkah kaki ini telah aku hentakkan
jauh dari pandangan setiap orang. Karena rasa malu, putus asa, dan kebencian
yang telah memuncak.Tapi aku juga begitu kesal, Sebab di saat ku bersalah yang
mungkin tak seberapa tuan malah menghina, dan melepas sumpah serakah, seakan-akan
kehadiran ku bagai badai fitnah dan tsunami yang mengancam hidup mu.
Dalam kesendirian nurani ini bertanya-tanya. Sejak
dalam asuhan mu, adakah sedikit candaku yang mendatangkan senyum, ataukah
kehadiran ku yang dapat menjadi penawar hati di saat engkau telah gundah
gulana? tentu pernah ada. Dan mungkin itu seolah-olah buaian mimpi bagi tuan
yang di saat sadar tak lagi
mengingatnya. Dan mungkin juga hanya sekedar bunga tidur yang menghiburmu di
saat kejahatan malam yang begitu mencekam. Tetapi tak apalah hari ini pun aku menyerah.
Aku yang salah dan engkaulah sang pemenang
nya. Aku melambaikan tangan,mengayunkan langkah, palingkan muka untuk pergi
jauh dan mungkin tuan tak pernah bertanya lagi keberadaan ku. Semoga kepergian
ku ini menjadi suatu efek perubahan yang dapat menyayangi ku penuh cinta. Dan
menyapihku dengan segala ketulusan.karena di saat kita kepergian ini aku yakin
alunan-alunan kebahagianan selalu bersama menaungi ku dan dendang kebahagian
pun seakan akan tak pernah henti. Dan akan aku buka lembaran baru tentang
sebuah langkah dalam perjalan mencari cinta, cita, dan kelejatan iman yang mana
akan aku bingkai dengan kalimat indah dan bermakna yakni HIJRAH..........
Kini saatnya aku membuka lembaran
baru dalam cerita perjalan ku. Dan aku pun tak akan lupa tentang catatan masa
lalu ku, karena ia adalah seuntai hikmah untuk
menuntun kehidupan ku yang akan datang. Selamat berpisah wahai sang masa lalu. Kedatangan
mu yang sesaat telah mengajarkan arti kehidupan yang sebenarnya bagi ku yang
mungkin dulu aku lupa atau bahkan tak pernah mengenalnya. Engkau adalah guru
terbaik setiap catatan perjalanan hidup ku.
haruskah engkau pergi sepagi
ini???????????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar