Yang
tumbuh ditengah-tengah desa
Yang
kelam nan sunyi dari kegelapan mimpi
Disitulah
engkau diajarkan berkembara
Untuk
tinggalkan desamu menuju kota karang
Di kota karang itulah kau tuntun
jalanmu hingga jalur hijau
Yang kelak kan pasti jalan rayamu
Dalam
perjalanan kisahmu
Terlalu
banyak angin utara yang mengobrak-abrik mimpimu
Dan
beribu hampran syair melukai nurani mu
Tetapi
cinta selalu memahkoi jiwa dalam kesabaranmu
Hingga kini
Terlalu banyak jalan sukar dan curam
yang kau lewati
Namun ingatlah hidup akan selalu ada
mentari yang akan menerangi jalanmu
Bila ada kata melukaimu
Jangan kau tangisi, sebab air mata
pun dapat menenggelamkan
Jika nanti telah engkau temukan
jalur hijau di terik siangmu
Maka kepakkan sayapmu terbang
bersama ribuan kebahagiaan
Mengelilingi angkasa biru untuk
meminang pujaan hatimu
Kanda
Dirikanlah
gubuk impian di desa kita
Agar
kelak ada tempat kita melepas penat
Disaat
kepulangan kita disaat senja tiba
Sebab
kita memang para pengelana yang pasti kan berlabu di dermaga hidup ini
Demikianlah dirimu yang ku kenal
dalam mata pena ini
(Makassar,
kutulis surat ini saat senja menyelimuti mimpi kita kanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar