Breaking

LightBlog

Minggu, 26 Februari 2017

MENDUNG 2


Kawan, jangan merenung disini
Jangan kau menangis di gurun sahara
Biarkan saja mendung itu bertapa di peraduannya

Bila kau benci ia hari ini
Maka campkakkan ia ke angkasa raya
Agar ia tak terlalu egois meminta di cintai
Sebab setiap hujan selalu ia muntahkan mimpimu
Dan bernari-nari di balik rintik kepedihan untuk menyayat guraumu

Kawan bunuhlah mendung di kota ini
Sebab aku takut rindu itu terus menyelimuti jiwa mu
Sesekali kau rindu maka titipkan saja syair untuknya
Ia memang pesona dan menawan
Namun kulihat ia pernah menghibahkan dirinya untuk di bakar dibawah mentari yang penuh aib dosa

Kawan, hapuslah mimpimu tentang mendung
Ku tahu ia tak akan hadir menjamu hastratmu di tengah sahara ini
Sebab ia juga sibuk pulang pergi merawat cintanya

Kawan, bila kau temukan dirinya
Maka berpalinglah dan ajaklah dirimu untuk berlari
Sebab aku takut ia terus mengusik tidur malam mu dan menyita separuh waktu mu.
Berlarilah saja selama lamanya walau jiwa mu gersang tanpa daya
Sebab hujan belum usai hari ini
Hadirkan saja ia untuk menuntun syair dan karya mu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar