Breaking

LightBlog

Sabtu, 31 Desember 2016

MENANTI PUKUL 00.00




Oleh M Hamka Syaifudin

Tahun baru sudah berdandan indah di hadapan kita.
Ia bersolek layaknya seorang pengantin yang akan menikah.
Bagi orang yang sadar dengan jatah hidup yang dimiliki berkurang maka malam-malam itu akan larut dalam simpuh muhasabah.
Masjid akan penuh butir-butir tangis dan darah. ia akan membasahi tikar-tikar itu dengan bait-bait dzikirnya. Qolam Qu'ran akan terus berdendang membus arsy-Nya di saat batin dalam keguncangan
Namun bagi orang lain yang bersarang di atas dipan-dipan semu akan tenggelam dalam irama lagu dendang melayu . Dan jembatan barelang akan di paksanya bernyanyi jua.
Jembatan barelang itu akan menjadi objek yang menanggung beban kemaksiatan yang di hembuskan lewat angin malam tahun baru.
Lisan-lisan yang selama ini kering dari dzikir akan berontak malam ini dengan tiupan terompet. Tiupan yang ingin membangunkan semesta untuk hadir berpesta ataukah mungkin hendak memanggil maut datang meyaksikan karnaval itu. entahlah,
Duhai malam yang sedang mementaskan diri di simfoni senja ini
Jangan kau undang kemaksiatan hadir jua dalam pelaminan suci malam  ini
Tetapi bawalah mereka pulang malam ini di atas sebuah keinsyafan
Karena nurani ku perih melihat anak-anak jaman ini yang berkelahi dengan waktu
Dan aku sedih bila malam ini hanya untuk senda gurau semata tanpa ada ritme yang menggenggam kalbu menuju mahligai takwa.
Pinta kami suara dari anak minor yang merindukan purnama dan cahaya hidayah.

.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar