Oleh M Hamka
Syaifudin
Tahun baru sudah berdandan indah di hadapan kita.
Ia bersolek layaknya seorang pengantin yang akan
menikah.
Bagi orang yang sadar dengan jatah hidup yang dimiliki
berkurang maka malam-malam itu akan larut dalam simpuh muhasabah.
Masjid akan penuh butir-butir tangis dan darah. ia
akan membasahi tikar-tikar itu dengan bait-bait dzikirnya. Qolam Qu'ran akan
terus berdendang membus arsy-Nya di saat batin dalam keguncangan
Namun bagi orang lain yang bersarang di atas dipan-dipan
semu akan tenggelam dalam irama lagu dendang melayu . Dan jembatan barelang
akan di paksanya bernyanyi jua.
Jembatan barelang itu akan menjadi objek yang
menanggung beban kemaksiatan yang di hembuskan lewat angin malam tahun baru.
Lisan-lisan yang selama ini kering dari dzikir akan
berontak malam ini dengan tiupan terompet. Tiupan yang ingin membangunkan
semesta untuk hadir berpesta ataukah mungkin hendak memanggil maut datang
meyaksikan karnaval itu. entahlah,
Duhai malam yang sedang mementaskan diri di simfoni
senja ini
Jangan kau undang kemaksiatan hadir jua dalam
pelaminan suci malam ini
Tetapi bawalah mereka pulang malam ini di atas sebuah
keinsyafan
Karena nurani ku perih melihat anak-anak jaman ini
yang berkelahi dengan waktu
Dan aku sedih bila malam ini hanya untuk senda gurau
semata tanpa ada ritme yang menggenggam kalbu menuju mahligai takwa.
Pinta kami suara dari anak minor yang merindukan
purnama dan cahaya hidayah.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar