Di penghujung oktober bayang-bayang
maut bernyanyi
Meronta dan menenggelamkan kesunyian
sembari meminta tumbal
Tak ada bau anyir yang mengalir
diatas darah pertikaian
Sebab di akhir november ini akan
banyak tasbih yang bergema
Di akhir pekan oktober banyak
sampah-sampah kata
Yang di jual murah para konglomerat
dan raja diatas tampuk kekuasaan
Yang katanya agama adalah kebodohan
dan mencerca bagian tubuh ummatnya
Denga arogansi lalu berkata Qur’an
adalah hama yang tak layak di konsumsi
Mungkin ia sedang mabuk lalu
berpikir berada di negri tirai bambu yang penuh nafas komunisme itu
Hingga berkata tumbah ruah tanpa ada
nurani yang berbisik
Entahlah, tapi engkau harus tetap
sadar sebab engkau bukan kanak kanak lagi
Engkau harus sadar jika ada nafasmu selama
ini berhembus penuh damai
Untuk apa bau anyir kata-kata itu
kau tumpahkan
Maka nantikan saja kami di
mahligaimu dengan 4 sehat 5 sempurna yang engkau pungut dari airmata rakyat
Nantikan tasbih kami dari sabang
sampai merauke di november bertasbih ini
Tasbih yang tak akan kering walau
engkau berdendang mengundang mendung
Di november bertasbih ini
Kita akan melihat keadilan negri
kita
Kita akan bertanya dan akan langsung
dijawab sendiri
Bila tak ada yang memenjarakan
kebatilan maka kami yang akan mengguncangnya dan membakarnya mengelilingi kota
Kami yang akan memenggal sebagian
dari kesombongannya
Untuk dijadikan sesajian para rakyak
dibawah kolom jembatan
Nantikan tasbih di november ini tuan
Bila engkau tak mau bersimpuh
dibawah kaki langit
Bila negeri penuh nestapa maka tak
ada kata lain selain merobek
Dan mengarak mu keliling bumi ini
untuk menarik kembali imajinasimu yang penuh nafas komunisme itu.
Nantikan kami di november bertasbih
ini tuan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar