Hampir seratus tahun negri ini
dilahirkan
Hampir satu abad pun negri ini
merangkak dalam linangan air mata
Hampir satu abad ini kami tak lagi
mendengar dendang dendang kedaimaian
Hampir satu abad ini kami tak lagi
mersakan belaian kasih sayang negri, yang dahulu pernah di tanam atas nama
persaudaraan dan persatuan
Kini
negri kami seoalah-olah telah mati
Negri
yang dahulu disegan dan ditakuti kini hanya penuh isak tangis yang melantun
merdu di sudut-sudut kota tanpa nahkoda
Para
nelayan, para pemulung, para anak yatim, para petani hanya dapat meratap dalam
kepedihan keringat dan air matanya sendiri
Sedangkan
para koruptor tertawa terbahak bahak
dalam singgasana yang di bangun atas nama merah putih.
Wahai sekuntum merah putih
Engkau pasti masih hidup maka
dengarlah ratapan anak –anak negri ini
Dengarkan ratapan kami agar hidup
punya ritme keadilan
Dengarkanlah kami yang setia
bernaung dibawah pucuk kesatriaanmu
Yang berdoa untuk sayap-sayap mu
dapat membentangi nusantara yang damai
ini
Kutuklah mereka yang menjadikanmu
senapan untuk menindas rakyat jelata
Wahai
para leluhur nusantara
Engkaulah
pejuang sejati
Maka
hari ini datanglah kemari merebut kembali jerih payah mu
Bersatulah
kita untuk mengembalikan sekumtum merah putih yang layu di tangan para
dayang-dayang dusta
Tak
ada kata pantang mundur walau mendung menyelimuti nusantara dalam air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar