Breaking

LightBlog

Sabtu, 22 Oktober 2016

SAJAK UNTUK MAWAR MERAH PUTIH


Hampir seratus tahun negri ini dilahirkan
Hampir satu abad pun negri ini merangkak dalam linangan air mata
Hampir satu abad ini kami tak lagi mendengar dendang dendang kedaimaian
Hampir satu abad ini kami tak lagi mersakan belaian kasih sayang negri, yang dahulu pernah di tanam atas nama persaudaraan dan persatuan
            Kini negri kami seoalah-olah telah mati
Negri yang dahulu disegan dan ditakuti kini hanya penuh isak tangis yang melantun merdu di sudut-sudut kota tanpa nahkoda
Para nelayan, para pemulung, para anak yatim, para petani hanya dapat meratap dalam kepedihan keringat dan air matanya sendiri
Sedangkan  para koruptor tertawa terbahak bahak dalam singgasana yang di bangun atas nama merah putih.
Wahai sekuntum merah putih
Engkau pasti masih hidup maka dengarlah ratapan anak –anak negri ini
Dengarkan ratapan kami agar hidup punya ritme keadilan
Dengarkanlah kami yang setia bernaung dibawah pucuk kesatriaanmu
Yang berdoa untuk sayap-sayap mu dapat  membentangi nusantara yang damai ini
Kutuklah mereka yang menjadikanmu senapan untuk menindas rakyat jelata
            Wahai para leluhur nusantara
            Engkaulah pejuang sejati
            Maka hari ini datanglah kemari merebut kembali jerih payah mu
Bersatulah kita untuk mengembalikan sekumtum merah putih yang layu di tangan para dayang-dayang dusta
Tak ada kata pantang mundur walau mendung menyelimuti nusantara dalam air mata






Tidak ada komentar:

Posting Komentar