Di gerbang kota ini aku letih
menyembah pada Mu
Mungkin karena irama hati ku letih
atau hastrat yang terkubur dalam duka
Entahlah, aku pun tak dapat berbicara
untuk menjamu jiwa sendiri
Aku bagai budak-budak yang ingin
menyanyikan lagu kematian
Aku tanpa sadar berlayar kepinggiran
kota ini
Kota yang selalu berdendang
menjemput senja dari pelayarannya
Dendang melayu biasa di sebut oleh
para penikmat biola di simfoni senja
Hari ini semuanya hambar dan
terombang ambing
Hidup hanya memenjarakan diri
sendiri
Dalam airmata dan harapan seakan
telah musnah dan tenggelam dijempatan ini
Padahal baru kali ini aku berlabu
menikmati aroma kota dan nafas hidupmu
Batin menantang mencari musuh
perkasa
Namun batin sendirilah yang menyerah
dan tersengkir di babak ke dua
Hingga semuanya hancur
berkeping-keping dalam tangis dan butiran debu
Dibalik bilik kamar kumuh yang penuh
anggur memabukkan
Dendang melayu ini terlalu banyak
syair berterbangan
Syair dari para pelajar sampai para
penjual minyak eceran di sini
Semua hadir untuk meneguk setetes kedamaian
semu
Tapi justru sambil memecahkan gelas
hingga suasana terasa bising
Dan kedamaian itu hanya berputar di
atas sayap-sayap anak pesantern
Di atas dendang melayu ini
Mengajarkan untuk tak tersihir oleh
bau anyir masa muda
Mengajarkan untuk lebih memendamkan
hastrat selain kebenaran
Mengajarkan untuk lari ketika
mendung hadir di kesunyian
Mengajarkan untuk lebih banyak diam
dari pada berlari-lari mengitari bumi
Mengajarkan untuk tabah di bawah
kuyup basah sang rintik ghaib
Mengajarkan untuk hidup lebih
sesederhana dahulu di kampung
Mengajarkan untuk hidup tak perlu
takut dengan mentari
Mengajarkan untuk tidak lari dari
sang mentari yang membakar jiwa
Mengajarkan untuk tidak mengejar
bintang-bintang yang jatuh keluar angkasa
Mengajarkan untuk tidak malu
menyanyikan kebenaran diatas kebatilan
Mengajarkan untuk tidak menghiraukan
nyanyian mendung di saat senja
Bila waktunya hujan pasti juga akan
tetap di nikmati irama hatinya
Bila memang ia serius maka langkah
kaki mu tak akan berpaku dalam diam
Bla memang serius ia akan hadir
disaat takdir bertahta dalam takdir
Bila memang serius ia akan menjamu
hastratmu disaat ijab qabul di ucap
Bila memang serius ia tak akan
berlari 1cm pun dari kediaman hatimu
Bila memang serius ia akan tetap
bertahta sampai masa penantianmu usai
Bila memang serius tak mungkin Allah
jauhkan hatimu dari impianmu
Yang bersemayan dalam kalbu
Bila memang serius maka engkau akan
hidup dalam senyuman sepanjang masa
Diatas dendang melayu ini menanti
hidup yang akan usia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar