Breaking

LightBlog

Sabtu, 22 Oktober 2016

DENDANG MELAYU


Di gerbang kota ini aku letih menyembah pada Mu
Mungkin karena irama hati ku letih atau hastrat yang terkubur dalam duka
Entahlah, aku pun tak dapat berbicara untuk menjamu jiwa sendiri

Aku bagai budak-budak yang ingin menyanyikan lagu kematian
Aku tanpa sadar berlayar kepinggiran kota ini
Kota yang selalu berdendang menjemput senja dari pelayarannya
Dendang melayu biasa di sebut oleh para penikmat biola di simfoni senja

Hari ini semuanya hambar dan terombang ambing
Hidup hanya memenjarakan diri sendiri
Dalam airmata dan harapan seakan telah musnah dan tenggelam dijempatan ini
Padahal baru kali ini aku berlabu menikmati aroma kota dan nafas hidupmu
Batin menantang mencari musuh perkasa
Namun batin sendirilah yang menyerah dan tersengkir di babak ke dua
Hingga semuanya hancur berkeping-keping dalam tangis dan butiran debu
Dibalik bilik kamar kumuh yang penuh anggur memabukkan

Dendang melayu ini terlalu banyak syair berterbangan
Syair dari para pelajar sampai para penjual minyak eceran di sini
Semua hadir untuk meneguk setetes kedamaian semu
Tapi justru sambil memecahkan gelas hingga suasana terasa bising
Dan kedamaian itu hanya berputar di atas sayap-sayap anak pesantern

Di atas dendang melayu ini
Mengajarkan untuk tak tersihir oleh bau anyir masa muda
Mengajarkan untuk lebih memendamkan hastrat selain kebenaran
Mengajarkan untuk lari ketika mendung hadir di kesunyian
Mengajarkan untuk lebih banyak diam dari pada berlari-lari mengitari bumi
Mengajarkan untuk tabah di bawah kuyup basah sang rintik ghaib
Mengajarkan untuk hidup lebih sesederhana dahulu di kampung
Mengajarkan untuk hidup tak perlu takut dengan mentari
Mengajarkan untuk tidak lari dari sang mentari yang membakar jiwa
Mengajarkan untuk tidak mengejar bintang-bintang yang jatuh keluar angkasa
Mengajarkan untuk tidak malu menyanyikan kebenaran diatas kebatilan
Mengajarkan untuk tidak menghiraukan nyanyian mendung di saat senja
Bila waktunya hujan pasti juga akan tetap di nikmati irama hatinya
Bila memang ia serius maka langkah kaki mu tak akan berpaku dalam diam
Bla memang serius ia akan hadir disaat takdir bertahta dalam takdir
Bila memang serius ia akan menjamu hastratmu disaat ijab qabul di ucap
Bila memang serius ia tak akan berlari 1cm pun dari kediaman hatimu
Bila memang serius ia akan tetap bertahta sampai masa penantianmu usai
Bila memang serius tak mungkin Allah jauhkan hatimu dari impianmu
Yang bersemayan dalam kalbu
Bila memang serius maka engkau akan hidup dalam senyuman sepanjang masa
Diatas dendang melayu ini menanti hidup yang akan usia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar