Breaking

LightBlog

Kamis, 13 Oktober 2016

PESTA KATA


DARI KATA TAK BERTUAN

kepingin menulis puisi untuk sang mendung yang menari dalam payung.
tetapi katanya, ia sedang belajar, maka tunggulah sampai nanti hujan mengabari ku
memang benar kata mu dinda. tetapi dengan apa sebuah penantian itu ku bendung? haruskan aku juga ikut bernari-nari dengan mu dalam mimpi saja, ataukah aku harus hidup di alam nyata untuk menanti kepulangan mu di setiap petang? oh mendung, jika engkau lari maka cukup di sekelilingku saja, jangan terlalu jauh, sebab nafas ku tak kuat mengejar bayang mu. dan bukalah payung mu sejenak untuk kawan-kawanmu yang selalu bertanya untuk apa dinda menari?cukup disini saja hujan mengabari ku tentang sebuah sajak yang kan turun berderai

Ah, malu aku menatap mentari tadi, sebab di sekelilingku terlalu banyak mendung yang menatap penuh tanda tanya.

CORETAN LEPAS SEPULANG SEKOLAH

Hati yang seolah mati diakhir abad ini
maka biarkanlah aku menari riang bersama anak-anak yang hendak kembali ke peraduannya, mereka adalah wajah-wajah malaikat yang mungkin datang khusus menghiburku di saat hati dan jiwa keletihan, jika bagi mu adalah kehinaan maka terbanglah engkau dari wajah kami siang ini jua.
aku kan terus menari bersama mereka sampai akhir abad ku berabdi bakti

Coretan lepas jelang isya
hanya sajak biasa untuk para penikmat fatamorgana
" yang engkau ilhat adalah sisi bagian dari kehidupanku.
maka jika lain waktu ada yang khilaf maka cukup saja beri isyarat pada ku agar aku bisa melihat dunia dengan kacamata mu juga
#tanyalah aku sebelum engkau kehilangan ku.

Aku mungkin agak sedikit berlari dari hidup ini, sebab jika terus berlabu maka sulit bagiku menghirup sepoi angin yang lari membawa kedamaian. carilah inspirasil dengan sepenggal senja yang masih dalam penantian, agar kelak hidup itu bisa di hirup dan simak hikmahnya .....@berlari lari kecil untuk sebuh qalbu yag letih dan hendak sirna

Cermin retak dihadapanmu lebih baik dari pada wajah yang mu retak di hapadan khyalayak ramai #@rchilhamka

menyelami sastra itu tak perlu menggunakan parasut pemikiran yang super cerdas, cukup saja engkau menyiapkan hati yang dalam untuknya.
Top of Form

SEBUAH SAJAK MALAM INI

untuk apa engkau menanti sebuah penjelasan dari kesunyian? kesunyian itu hanya dapat mengantarkanmu dalam damai, ia tak dapat menjawab dahaga batinmu seperti itu. bersuarahlah dibalik mendung senja ini. aku menanti mu dalam sebuah karnaval mahligai# untuk nya yang pernah ku tuliskan bait puisi, anak seorang insan yang membakar dirinya dibawah sengatan mentari

saya tidak membayangkan betapa anehnya para wanita muslimah sekarang, mereka lebih banyak berbicara dari pada diam. lebih banyak bergurau dan tak pandai menjaga sikapnya dalam bertutur kata. kemana adab kalian wahai generasi islam?? seandainya cuman kalian mungkin wajar, tetapi jika kalian seperti itu di hadapan kami adalah suatu bentuk kekeringan adab, dan kemalasan berpikir hingga kalian tidak berpikir sedang apa yang kalian perbuat.# wanita harus mengedepankan perasaan malu yang tinggi dari pada sebuah pujian yang kelak jatuh di pijak kaki pengembara

by: Hamka sang kembara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar