Breaking

LightBlog

Selasa, 04 Oktober 2016

MALAM II


Malam
Apakah engkau percaya padaku
Mengapa kini butir-butir airmata selalu berlabu ditepi batin ini
Mengapa tak engkau guyur dengan gemuruh ombak yang selalu datang menemui mu
Tapi jika engkau tak percaya padaku juga maka biarlah aku berbaring dalam airmata malam ini
Malam

lebih setahun aku mendarat di pulau sumatra ini
Namun bayang-bayang  mu terasa begitu menjauh dan seakan lenyap
Silih berganti senja datang menawarkan rindu pada batin ku yang rapuh
Tetapi aku takut sebab senja tak punya hati yang  dapat menyelimuti kasih sayang
Kemana akan ku cari wahai sang malam
Senangkah engkau agar aku harus berlari-lari tanpa arah di negri orang
Sudikah engkau melihat anak-anakmu berteduh dalam airmatanya sendiri
Hadirlah wahai malam,hadirlah untuk ku
Agar aku dapat menutupi wajah yang hina ini dibalik punggungmu
Agar aku terlelap dari wanita-wanita pecinta fatamorgana yang bernafas riang
Agar aku dapat lari meninggalkan jejak masa laluku, dan memeluk mimpi bersama dia

Wahai malam
Jika engkau masih penuh kasih
Maka tutupilah batin ini dari cinta yang berlebihan,dari cinta yang tak bertuan
Tutupilah batinku dari wanita-wanita yang sedang memenjarakan imajinasiku
Tutupilah aku dari silaunya sebuah kecantikan wanita yang saat ini meracuni dirinya
Tutpilah aku akan sebuah cinta, biarlah apa kata mu yang penting bagiku cinta telah mati
Wahai malam

Semoga engkau tak membuat air mata lagi hingga harus berlari mengejarmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar