Telah kau penggal masa muda ku
Hingga bebatuan itu bersimbah darah
bak tsunami
Dan menenggelamkan jiwa dalam
pelukan semesta
Lalu bisik-bisik tanah meratap dalam
sendu penuh air mata
Lalu aku bertanya pada kehidupan
Mengapa ia mati muda
Ketika dunia di peluk dan di rayu di
balik bilik kamarnya
Andai saja tanah-tanah ini tak
berisik
maka ia pasti ingin hidup seribu
tahun jua
maka lewat qolam yang kusut ini
aku bertutur dan bernari dalam
tangisan sendiri
melihat tanah lapang yang terlalu mulia
tuk di pijak
dan orang-orang yang melalaikan
dzikir nya
kenanglah bahwa hidup dan mati
adalah roh yang selalu bernyanyi
siapa saja ia akan menghibur
tinggal waktu saja yang akan
meniupkan lilin kehidupan
yang tak bisa di rebut dan di
tangguhkannya.
Batam, 20/03/2017
: 22: 43
karya yg indah.... teruslah berkarya harumkan negerimu, agamamu dn tempatmu bernaung... Hidayatullah..
BalasHapusAamin..mksih ustadzaah,smga dstu sukss sllu
BalasHapus