Breaking

LightBlog

Senin, 20 Maret 2017

SE’I TEMIANG 2



Telah kau penggal masa muda ku
Hingga bebatuan itu bersimbah darah bak tsunami
Dan menenggelamkan jiwa dalam pelukan semesta
Lalu bisik-bisik tanah meratap dalam sendu penuh air mata
Lalu aku bertanya pada kehidupan
Mengapa ia mati muda
Ketika dunia di peluk dan di rayu di balik bilik kamarnya
Andai saja tanah-tanah ini tak berisik
maka ia pasti ingin hidup seribu tahun jua
maka lewat qolam yang kusut ini
aku bertutur dan bernari dalam tangisan sendiri
melihat tanah lapang yang terlalu mulia tuk di pijak
dan orang-orang yang melalaikan dzikir nya
kenanglah bahwa hidup dan mati adalah roh yang selalu bernyanyi
siapa saja ia akan menghibur
tinggal waktu saja yang akan meniupkan lilin kehidupan
yang tak bisa di rebut dan di tangguhkannya.
Batam, 20/03/2017 : 22: 43

2 komentar:

  1. karya yg indah.... teruslah berkarya harumkan negerimu, agamamu dn tempatmu bernaung... Hidayatullah..

    BalasHapus
  2. Aamin..mksih ustadzaah,smga dstu sukss sllu

    BalasHapus