Diriku
sepertinya hanya kertas
Goresan pensil dan tinta
Yang mengerti aku
Tetesan air mata ku lapuk
Amarah ku terus meluap
Namun harus ku bendung
Agar tak ada cela yang menghardik
nama baik ku
Aku di bunuh perlahan-lahan penuh
ritme
Oleh sisik-sisik kata yang berbisa
Yang meracuni hidupku dan
menyesakkan nafasku
Sepertinya aku di jatuhkan dari
jurang
Jurang yang penuh siksa dan duka
lara
Hingga doaku terus mengetarkan arsy
tiap tetesan kepedihanku mengeluh
Sakit terasa batin ini di cambuk
oleh lidah-lidah pengumpat
Tetapi tak mengapa akan ku rawat
kaca itu merias wajahku
Agar ada ghairah ku untuk bangkit
dan tersenyum
Dan agar setiap tapak jalan ku temui
wajahmu penuh bahagia
Aku akan buktikan yang terbaik
Agar nada-nada syahdu menghibur hatiku
tiap ku bercermin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar