Aku tak tahu
kapan tepatnya kita tak lagi bisa menjadi satu. Di balik pertengkaran selalu
tak ada solusi sebagai pencapaian. Hanya ada makian yang membuat telinga ini
makin merah dan sakitnya hati kian bertambah. Kita memang mulai bertumbuh dan
berkembang. Bukan lagi pribadi lugu yang dulu saling menelan cinta dalam-dalam.
Kau dan aku saling belajar, bahwa dunia tak hanya diisi olehcinta, ada banyak
unsur yang bisa dikupas dan ditelan demi menambah wawasan.
Tanpa disadari, kita memiliki banyak perbedaan yang membuat jalinan ini kian berlubang. Kita makin berjeda dan merasa terganggu jika bersama. Kekuranganku akan terlihat begitu mematikan di matamu. Begitu pula dengan kealpaan kecil yang kau cipta, akan dengan mudahnya membuat gurat kecewa.
Ibarat tubuh, dulu kita mau berbagi peran supaya badan ini tetap berjalan. Namun sekarang, ada dua kepala dalam satu raga. Aku menengok ke kiri dan kau ke kanan. Kita tidak bisa berada dalam satu haluan. Kita memang menginginkan jalan yang tak lagi serupa. Rute yang kita harapkan tak sama, tujuan kita pun jauh berbeda. Sayang, memang sepertinya kita sudah terlalu kewalahan untuk berbagi
Tanpa disadari, kita memiliki banyak perbedaan yang membuat jalinan ini kian berlubang. Kita makin berjeda dan merasa terganggu jika bersama. Kekuranganku akan terlihat begitu mematikan di matamu. Begitu pula dengan kealpaan kecil yang kau cipta, akan dengan mudahnya membuat gurat kecewa.
Ibarat tubuh, dulu kita mau berbagi peran supaya badan ini tetap berjalan. Namun sekarang, ada dua kepala dalam satu raga. Aku menengok ke kiri dan kau ke kanan. Kita tidak bisa berada dalam satu haluan. Kita memang menginginkan jalan yang tak lagi serupa. Rute yang kita harapkan tak sama, tujuan kita pun jauh berbeda. Sayang, memang sepertinya kita sudah terlalu kewalahan untuk berbagi
jalinan.
penulis: El
Haris erato
Tidak ada komentar:
Posting Komentar