Breaking

LightBlog

Jumat, 29 Juli 2016

DAHAGA RINDU


Hari ini terasa ada salju yang mengubur jiwaku
salju yang datang atas nama rindu
hingga terpaksa aku serahkan tubuh ini kedalam pelukannya
Padahal saat itu aku sedang tak ingin bercumbu dengan kesepian

            Saat tubuhku  dalam pelukannya rindu
            Aku merasakan belaiannya  itu benar-benar tulus
            Belaian rindu yang datang mewakili pelangi keindahan
Belaian yang datang atas nama rintik-rintik hujan saat mendung merobek manja selat air mata ku
Dan rindu yang hadir ketika semesta ingin menelan mentari yang bernari ditepian barat

Kini rindu itu kemana,
Mengapa ia pergi tanpa pamit? mengapa tak lagi ku temui ia dalam khayalku
Aduhai rinduku
Adakah engkau ditelan senja ini
Ataukah engkau masih terlelap di pangkuan singgasana yang bernama cinta
Hingaa kau buatku dahaga dan kekeringan tanpa roh

            Adakah manusia juga seperti rindu
Hadir untuk melukis cinta diantara insan namun juga menghilang tanpa kabar
Pergi Seperti diterba badai, namun muncul kembali disaat seperangkat alat shalat berdentingan disudut masjid raya
Jika seperti itu terus menerus maka biarkan saja aku menikmati saja dahaga ini
Biarkan saja aku kekeringan tanpa roh, dari pada kehadiran sesaat dan pergi selama-lamanya tiada kabar
Bila rindu itu datang maka akan ku hadirkan cinta untuk membunuhnya
Bukan selama-lamanya, tetapi hanya untuk alasanku menyendiri lagi
 Pergi lah saja selama-lamanya wahai rindu
Dan bila kau kembali ku harap itu hanya berita duka  diatas pembaringan menghadap sang Ilahi

           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar