TARHIB RAMADHAN “ MEMPERERAT
UKHUWAH ISLAMIYAH.
Bersama ust : Mohammad Ramli,
M.pd.I
Masjid agung Hidayatullah.
04/06/2016
Konsep
dasar dalam membangun ukhuwah islamiyah, persaudaraan, dan persatuan yang
paling mendasar adalah perkara iman. Iman merupakan landasan yang mengikat kita
untuk senantiasa berada dalam dekapan ukhuwah islamiyah ini.
Dalam sebuah komunitas tertentu,
maupun dalam menjalani kehidupan ini banyak sekali konflik yang kita hadapi.
Dan konflik itu bukan merupakan pemisah dari ukhuwah kita tetapi itu merupakan
pola pendewasaan diri. Agar kita bisa lebih bijak lagi dalam menyikapi
problematika yang datang nanti silih berganti. Beliau memberikan sebuah contoh
sederhana bahwa ketika kita semakin tinggi pendidikan yang di tempuh maka semakin
sulit juga soal yang akan dijawab. Tidak mungkin cobaan besar yang datang
kepada kita kalaw kita tidak sanggup menjalaninya. Sangat jelas sekali firman
Allah bahwa “ Allah tidak akan membebani seorang hamba melainkan dengan
kesanggupannya. Oleh karena itu hadapilah
persoalan dan permasalahan hidup dengan bijak niscaya kita akan mengetahui
hikmah dari sebuah kesabarann itu.
Dalam pertemuan tersebut beliau menyetir beberapa
ayat dari surah Al Hujurat ayat 9-13. Yang secara garis besar saya simpulkan
sebagai berikut dibawah ini
Ayat 9 : Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mukmin itu
bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (orang berselisih)
dan bertakwalah kepada Allah SWT agar kamu mendapat rahmat.” Dalam ayat ini Allah swt mengingatkan kepada kita bahwa
sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah saudara. Bersaudara atas dasar
keimanan, keimanan yang diikat oleh syahadat. Jika ada dua kelompok yang
bertikai maka kita wajib untuk mendamaikannya. Kita besaudara bukan karena
terikat nasab keturunan, atau saudara sesusuan, atau yang lain sebagainya,
tetapi bersaudara karena iman kepada Allah swt. Dan hendaklah kita berlaku
demikian untuk mendapat rahmat dan petunjuk dari Allah swt.
Kemudian Allah menjelaskan
lebih detail lagi agar tidak adanya permusuhan dan pertikaian diantara kita
dengan ayat berikutnya yang artinya “Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokan) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan
(mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang
diperolok-olokan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah
kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
(fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim. Dalam ayat ini sangat jelas perintahnya kepada untuk sebisa mungkin dalam
kehidupan ini jangan saling mengolok-ngolok, sebab setiap kata yang keluar dari
lisan kita, kata-kata yang kita ucapkan tanpa sadar itu dapat menyebabkan
saudara kita sakit hati dan membeci kita. Dan sifat mengolok-ngolok ini
merupakn perilaku perempuan.apabila ada laki-laki hobynya suka ngolok-ngolok
maka dia telah mengambil peran dan perangai buruk dari perempuan-perempuan
tersebut. Dan perempuan dijamn sekarang kalau sudah ngobrol tidak jauh dari dua
permasalahn yang di bahas. Mengenai film yang di tonton semalam dan kehidupan
tetangga sebelahnya yang selalu dicari kekurangannya. Ada pepatah mengatakan
bahwa “ semut di seberang lautan kelihatan dan gajah didepan matanya tetapi
tidak nampak. Oleh karena itu yang suka melakukan perbuatan mengolok- ngolok
agar cepat meminta maaf kepada yang diolok tersebut. Tidak berhenti disitu saja
tetapi juga harus bertaubat kepada Allah swt.
Agar tidak menjadi orang- orang yang zalim. Dan itu merupakan bagian dari
habluminaAllah dan hablumminannas.
Kemudian beliau melanjutkan
ke ayat berikutnya “ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah banyak dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah SWT,
sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. Dalam
ayat ini Allah kembali memamnggil kita dengan gelar orang-orang beriman, dan
Allah memerintahkan kita untuk tidak suka berburuk sangka kepada saudara kita
sesama muslim. Mengapa? Karena itu merupakn perbuatan dosa (ism). Dan jangan kita suka mencari-cari kesalah org
lain. Dan jangn suka menggunjing sebab Maukah kita memakan bangkai saudara kita
yang sudah meniggal? Tentu tidak. Menggunjing saudara kita sama halnya kita
memakan bangkainya yang telah mati. Dan dianjurkan aga kita cepat meminta ampun
kepada Allah swt.
Dan ayat
berikutnya di perintahkan untuk saling kenal mengenal.“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah SWT Maha Mengetahui, Mahateliti.” Kita datang dari berbagai
daerah berkumpul dalam wadah pendidikan ini merupakn bagian dari berta’aruf.
Orang flores berta’aruf dengan orang kalimantan, orang natuna dengan aceh dan
sebagai nya, dan adanya ta’aruf itu untuk saling melengkapi kekurngan diantara
masing-masing, bukan dengan kekurangan itu untuk saling menjatuhkan, berbangga
diri serta dijadikan bahan olok-olokkan
Dan yang menariknya lagi beliau mentutup dengan sabda rasullah saw yang
berkaitan erat juga dengan ukhuwah islamiyah, yakib bahwa kita semua berada
disini untuk berfastabikul khairat dan saling ingat mengingatkan dalam
kebenaran menuju takwa.
Sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang
kepada rupamu dan harta kekayaanmu, akan tetapi Ia memandang kepada hatimu dan
perbuatanmu.” ( Riwayat Muslin dan Abu Hurairah).
Semoga dengan pertemuan ini
Allah swt memberikan kekuatan kepada kita dan menjadikan kita orang-yang
senatiasa mendapat petunjuk ALLAH swt.
Writer by : M Hamka
Syaifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar