Membangun Ukhuwah
*. M Hamka syaifudin
Dalam
hiruk pikuk kehidupan yang serba modern ini terkadang membuat kita bisa lupa
diri. Lupa kepada tanggung jawab, dan lupa kepada orang lain yang merupakan
bagian dari nafas kehidupan kita.
Kita
seharusnya sadar akan keberadaan kita di permukaan bumi ini. Sebab tidaklah
Allah menciptakan manusia melainkan untuk senantiasa patuh, tunduk dan
beribadah hanya kepada-Nya.
Beribadah
dalam hal ini juga bisa kita artikan sebagai bentuk Hablumminannas kita dalam
bemuamalah sesama insan/ manusia, sebab Rasulullah SAW. Bersabda bahwa “
Tidaklah beriman seorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti
dirinya sendiri.(H.r. Bukhari).
Kebaikan
yang kita tularkan kepada masyarakat merupakan buah yang mesti terus kita pupuk,
agar keakraban itu terus terbagun dan tidak layu diakibatkan salah paham dan
ketesinggungan yang di sebabkan permasalahn kecil. Dan jangan sampai hubungan kita dengan sang
Pencipta terasa dekat tetapi kita malah tidak dipandang dikalangan masyarakat
diakibatkan ulah dan tingkah laku kita yang menyakitkan. Kita terlalu berambisi
dengan hawa nafsu kita,terlalu mengumbar kata-kata yang seakan-akan itu tidak
perlu untuk dibicarakan. Hingga terkadang tanpa sadar tetangga kita tergores
hatinya dan menyimpan persaan dendam atas ulah kita yang mungkin sepele adanya.
Rasululllah
Saw. Sebagai suri tauladan kita telah memberikan contoh yang baik. Walaupun
mereka masih ragu dengan risalah yang dibawakan beliau tetapi mereka tidak bisa
pungkiri bahwa beliau adalah Al- Amin yang dapat di percaya membawa ketentraman
antar suku waktu itu yang sedang berselisih mengenai hajar aswad. Beliau pun
Hidup di kalangan orang-orang Qurays yang belum masuk islam tetapi harta dan
nyawanya mereka di lindungi. Bahkan beliau berkata bahwa barang siapa yang
berani menyakiti mereka maka ia menyakiti ku.
Hal
ini adalah jaminan bahwa sudah saatnya kita kembali membangun hubungan yang
erat dan solid diantara tetangga dan masyarakat. Berilah perhatian kepada tetangga-tetangga kita
yang membutuhkan. Sebab kebaikan kita disaat-saat mendesak itulah pertolongan
yang paling tentram dan sangat tinggi nilainya.
Sudah
saatnya membangun kembali suatu nuansa kebersamaan yang dapat membawa kita pada
ukhuwah islamiyah. Alquran sangat jelas mengatakan bahwa orang-orang mukmin itu
adalah bersaudara. Dan juga firman-Nya dalam (Q.s Al- Qasas ayat 77).
Dengan
demikian ada beberap poin yang harus kita
camkan dari pesan sayyidina Ali bin Abi Thalib. Dalam hal membangun
hubungan yang harmonis diantara tetangga dan masyaratak pada umumnya.
-
Perhatikanlah
baik-baik para tetanggamu karena kesungguhannya Nabi kalian telah mewasiatkan
kalian tentang mereka. Beliau terus menerus menyebut mereka hingga kami mengira
beliau memasukkan mereka kedalam ahli waris
-
Sesungguhnya
orang miskin adalah duta Allah. Maka barang siapa yang menolaknya, dia telah
menolak Allah; dan barangsiapa yang memberinya dia telah memberi Allah.
-
Perhatikanlah
baik-baik anak yatim, jangankah sampai kalian membiarkan mulut-mulut mereka kosong(kelaparan),
dan janganlah sampai mereka terlantar di tengah-tengah kalian
-
Janganlah
engkau merasa senang dengan banyaknya teman selama mereka bukan orang-orang
baik. Sebab kedudukan teman seperti api: sedikitnya adalah kenikmatan dan
banyaknya adalah kebinasaan
Orang yang paling gagal dalam hidup
adalah orang yang tidak mampu mendaptkan teman-teman, dan lebih gagal lagi
adalah yang menyebabkan pergi nya mereka yang didapatkannya itu. wallahua’lam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar