Breaking

LightBlog

Kamis, 26 Mei 2016

QISTINA ZHARA





Rintik air mata masih tersisah di lenca kaca mata ini
Sebab rindu terlalu angkuh dan terus berteriak tanpa iba pada kekosongan jiwa ini
Mengapa kakofoni ini seperti tak adil hingga harus menyiksaku di ruangan yang kuju ini
Oh hidup...........akan ku kemanakan lagi hastrat yang tulus ini
             untuk hari ini aku ingin berteduh diatas sang Qistina
            Aku ingin memarkirkan rindu ini dengan keikhlasan yang sesungguhnya
tanpa ada lagi omabak-ombak yang  sengaja berdering untuk menakutimu akan ketulusan cinta dari seorang petualangan yang  tak bertuan ini
oh Qistina.............
kini ku lihat engkau telah berpentas diatas drama petualangan ini
yang mana engkau telah mengembalikan sang bintangku dari wajah langit
yang dulu sudah berjatuhan dari beranda langit tanpa pamit dan angkuh dengan keindahannya
yang dahulu melukiskan malam dengan salju-salju liar penuh canda tawa
hingga aku buta dengan warna kehidupan yang menjanjikan kedustaan
oh Qistina.........
aku butuh hadirmu saat ini
datanglah bersama sang rembulan malam ini jua
ataukah aku harus berlari-kecil untuk menggapaimu tanpa harus menanti disini
engkaulah jejak wajah terakhir dari pelipur lara dan nestapa ini
yang selalu menghiburku saat kehampaan jiwa melanda di tengah terik saat kepulangannya
akan ku jadikan kowe.......?????? setelah akhir dari kisah perjalan ini
oh Sang Qistina ku..........
jawablah aku walau dengan suara keheningan
jika bukan malam ini pun tetap ku menanti  sampai mata tak sanggup lagi melihatmu
untuk selama-lamanya
@qistina adalah sang princess yang berjemur di bawah terik siang yang selalu ku temui.........

               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar