ASHIQHUE
Aku
adalah segelintir debu-debu fakir
Aku
adalah desahan-desahan nafas di penghujung maut
Yang
mungkin terlalu mengemis cinta di tengah panggung sandiwara
Aku
sadar itu adalah duri-duri nestapa yang telah membelah jiwaku sendiri
Nikmatilah hidangan kata ini walau tak sedap rasanya
Aku tahu kalau tiada rasa lapar yang menderamu, atau letih ragamu
yang tiada daya
Tetapi karena ku ingin ada hastrat yang mengalir di penghujung nadi
ini kau pahami
Maafkanlah
aku
Bila
telah ku telah tinggalkan bayang-bayangku dihadapanmu
Sebab
aku tahu, engkau telah terlaknat diatas mantra-mantra nya yang durja
Hingga
membuatmu bertingkah laksana diatas singgasana nafsu kemurkaan
Yang
membisikkan buhul-buhul tipu daya kala lamunan menziarahimu
Maafkanlah aku
Sebab kita mungkin hanya pantulan dari kerlipan kunang-kunang
Biarkanlah nirwana yang bersenandung akan gundah gulana tentang
batin
Sebab aku pun belum bisa menafsirkan dahaga cinta yang sesungguhnya
Biarlah perjalanan ini berakhir sudah
Semoga nostalgia ini yang menjadi pusaka penghibur kaum muda untuk
berdongeng kelak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar