Breaking

LightBlog

Kamis, 26 Mei 2016

ASHIQHUE

ASHIQHUE

Aku adalah segelintir debu-debu fakir
Aku adalah desahan-desahan nafas di penghujung maut
Yang mungkin terlalu mengemis cinta di tengah panggung sandiwara
Aku sadar itu adalah duri-duri nestapa yang telah membelah jiwaku sendiri
Nikmatilah hidangan kata ini walau tak sedap rasanya
Aku tahu kalau tiada rasa lapar yang menderamu, atau letih ragamu yang tiada daya
Tetapi karena ku ingin ada hastrat yang mengalir di penghujung nadi ini kau pahami
Maafkanlah aku
Bila telah ku telah tinggalkan bayang-bayangku dihadapanmu
Sebab aku tahu, engkau telah terlaknat diatas mantra-mantra nya yang durja
Hingga membuatmu bertingkah laksana diatas singgasana nafsu kemurkaan
Yang membisikkan buhul-buhul tipu daya kala lamunan menziarahimu
Maafkanlah aku
Sebab kita mungkin hanya pantulan dari kerlipan kunang-kunang
Biarkanlah nirwana yang bersenandung akan gundah gulana tentang batin
Sebab aku pun belum bisa menafsirkan dahaga  cinta yang sesungguhnya
Biarlah perjalanan ini berakhir sudah
Semoga nostalgia ini yang menjadi pusaka penghibur kaum muda untuk berdongeng kelak

           
           


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar