Breaking

LightBlog

Minggu, 29 Mei 2016

KAU HEMBUSKAN NAFAS DARI SABANG




Oh kawan
Seperti apakah ceritamu dalam perjalanan ini? Penuh keindahan atau duka dan nista yang selalu menyelimuti tidur malam mu. Jika penuh kebahagiaan mengapa saat ini engkau adukkan dengan noda keegoisan dan cerita dongeng dari sabang tentang makna kehidupan. Bukankah engkau dahulu telah merangkak dan bertatih-tatih untuk menghibah hidup serta kasih sayangmu khusus untuknya.
Oh kawan ku
Ketika pilihan dijadikan alasan maka seakan engkau telah mengundang murka sang mentari. Bukankah hidupmu dahulu karenanya. Bukankah hidupmu dahulu penuh kegelapan dan tertutup kabut kegelisahan. Mengapa kini tabir disingkap oleh mentari malah engkau berlari dan tak pernah menaruh iba padanya hingga air matanya harus jatuh kedalam pelukan bumi dengan tangis yang penuh harap.
Oh kawan ku
Aku kini mencoba menerjemah seribu peribahasamu. Peribahasa yang tak lain adalah kata dari nuranimu saat gundah gulana bertahta dalam kalbumu meronta dan mencona berharap ada mentari yang terbit dari barat. Memang bagimu mudah kawan. Tetapi bagiku sangat perih. Aku merasakannya bagai ada kiamat datang sepagi ini. Bagai ada hati tertikam murka dan dendam.
Kawan ku.
Dahulu engkau selalu bercerita, berbagi sajak-sajak yang entah dari mana engkau pelajari. Seakan aku tahu kalaw kamu mampu menjaganya, melindunginya, serta tak akan membiarkan ia menangis dalam malam. Namun kini ia telah benar-benar menangis engkau malah seperti orang buta dan rabun yang tak mampu meraba perasaannya. Kemana nurani mu kawan. Kemana engkau kuburkan kasih sayangmu. Kemana engkau buang cintamu dari jerih payahmu. Kemana kawan????/ kemana engkau membiarkannya pergi.
Oh kawan.
Cukuplah air mata terakhir dahulu menjadi cerita dan pelipur lara kalian. Sekarang bukanlah saatnya. Belum saatnya engkau hembuskan nafasmu dari barat kawan. Sebab angin dari timur selalu menghadirkan kisah dan bayan yang menyejukkan jiwa. Jangan engkau mencari nikmat hidup dan kesempuranaan cinta dalam kelam. Sebab ia terkadang hanya bisa bersembunyi dibalik kabut dan sulit menerka arah kompas hidupnya sendiri. Nikmatilah cintamu dari jerih payahmu kawan. Jangan menjadi nahkoda yang gagal menahan badai cinta dari segala penjuru.
Untuk mu  yang merindukan sang purnama
Ketika kita menelan sesuatu yang pahit terkadang itulah obat yang mujarab. Aku pun bukanlah sang penasihat ulung sebab aku pun kini dalam derita dan penuh kelemahan. Tetapi ketika kita saling menasehati itulah yag menjadi penyempurna dan keindahan hidup.

Aku telah menguji kekuatan cintanya seperti pintahmu. Tetapi ada jawaban yang cacat dan seakan tertutup dalam tabir kepalsuan jiwanya sendiri. Aku akui ia dalam kebimbangan yang sangat. Tetapi niat dari ketulusan itu aku pandang telah lapuk. Memang hidup adalah misteri dan rahasia dari sang pencipta. Terkadang kita berharap agar semua keinginan kita di jawab oleh Allah. Namun kalau tidak di kabulkan kepada siapa kita salahkan. Allah maha Tahu siapa yang terbaik dan yang paling berharga dalam hidup kita. Walaupun kita memandang itu baik namun di mata Allah belum tentu. Mengapa, karena itulah rahasia dan misteri yang sulit di temukan obat mujarabnya. Ketika sang permaisuri Zulaikha mengejar-ngejar Yusuf malah Allah jauhkan Yusuf darinya. Tetapi ketika Zulaikha mengejar-ngejar Allah. Disitulah Allah hadirkan Yusuf untuknya. Indah bukan. Kita jangan berputus asa dari ketetapan Allah. Ketika usaha sudah kita sudah maksimal namun Allah tidak menghendaki apalah daya. Ada misteri dan kekuatan cinta maha dahsyat disana yang belum bisa kita tafsirkan. Coba bukalah hati. Dekatlah kepada Allah. Curhat kepanya. Karena hanya dia pemberi solusi dan harapan terbaik. Kalaw kita terlalu berharap kepada manusia terkadang kita kecewa. Sebab manusia memang bukan pemberi solusi terbaik. Ketika kita memulai sesuatu dengan BISMILLAH. Mengapa di saat usaha dan harapan kita gagal kita takut bangkit dengan bismillah. Usahamu, harapanmu, ikhtiarmu semuanya kembalikan pada Allah. Mengapa engkau harus takut pada ketetapan Allah. Hanya ia yang mampu membalikkan hati hambanya. Hanya dia yang mampu membalikkan hati hambanya. Hanya dia yang mampu menggerakkan segala sesuatu. Bukan karena cinta yang menjadikan semua itu menjadi indah tetapi Allah lah yang menjadikannya indah dengan perantara cintanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar