Oh kawan
Seperti apakah ceritamu dalam perjalanan ini? Penuh
keindahan atau duka dan nista yang selalu menyelimuti tidur malam mu. Jika
penuh kebahagiaan mengapa saat ini engkau adukkan dengan noda keegoisan dan
cerita dongeng dari sabang tentang makna kehidupan. Bukankah engkau dahulu
telah merangkak dan bertatih-tatih untuk menghibah hidup serta kasih sayangmu
khusus untuknya.
Oh kawan ku
Ketika pilihan dijadikan alasan maka seakan engkau
telah mengundang murka sang mentari. Bukankah hidupmu dahulu karenanya.
Bukankah hidupmu dahulu penuh kegelapan dan tertutup kabut kegelisahan. Mengapa
kini tabir disingkap oleh mentari malah engkau berlari dan tak pernah menaruh
iba padanya hingga air matanya harus jatuh kedalam pelukan bumi dengan tangis
yang penuh harap.
Oh kawan ku
Aku kini mencoba menerjemah seribu peribahasamu.
Peribahasa yang tak lain adalah kata dari nuranimu saat gundah gulana bertahta
dalam kalbumu meronta dan mencona berharap ada mentari yang terbit dari barat.
Memang bagimu mudah kawan. Tetapi bagiku sangat perih. Aku merasakannya bagai
ada kiamat datang sepagi ini. Bagai ada hati tertikam murka dan dendam.
Kawan ku.
Dahulu engkau selalu bercerita, berbagi sajak-sajak
yang entah dari mana engkau pelajari. Seakan aku tahu kalaw kamu mampu
menjaganya, melindunginya, serta tak akan membiarkan ia menangis dalam malam.
Namun kini ia telah benar-benar menangis engkau malah seperti orang buta dan
rabun yang tak mampu meraba perasaannya. Kemana nurani mu kawan. Kemana engkau
kuburkan kasih sayangmu. Kemana engkau buang cintamu dari jerih payahmu. Kemana
kawan????/ kemana engkau membiarkannya pergi.
Oh kawan.
Cukuplah air mata terakhir dahulu menjadi cerita dan
pelipur lara kalian. Sekarang bukanlah saatnya. Belum saatnya engkau hembuskan
nafasmu dari barat kawan. Sebab angin dari timur selalu menghadirkan kisah dan
bayan yang menyejukkan jiwa. Jangan engkau mencari nikmat hidup dan
kesempuranaan cinta dalam kelam. Sebab ia terkadang hanya bisa bersembunyi
dibalik kabut dan sulit menerka arah kompas hidupnya sendiri. Nikmatilah
cintamu dari jerih payahmu kawan. Jangan menjadi nahkoda yang gagal menahan
badai cinta dari segala penjuru.
Untuk mu yang
merindukan sang purnama
Ketika kita menelan sesuatu yang pahit terkadang
itulah obat yang mujarab. Aku pun bukanlah sang penasihat ulung sebab aku pun
kini dalam derita dan penuh kelemahan. Tetapi ketika kita saling menasehati
itulah yag menjadi penyempurna dan keindahan hidup.
Aku telah menguji kekuatan cintanya seperti
pintahmu. Tetapi ada jawaban yang cacat dan seakan tertutup dalam tabir
kepalsuan jiwanya sendiri. Aku akui ia dalam kebimbangan yang sangat. Tetapi
niat dari ketulusan itu aku pandang telah lapuk. Memang hidup adalah misteri
dan rahasia dari sang pencipta. Terkadang kita berharap agar semua keinginan
kita di jawab oleh Allah. Namun kalau tidak di kabulkan kepada siapa kita
salahkan. Allah maha Tahu siapa yang terbaik dan yang paling berharga dalam
hidup kita. Walaupun kita memandang itu baik namun di mata Allah belum tentu.
Mengapa, karena itulah rahasia dan misteri yang sulit di temukan obat
mujarabnya. Ketika sang permaisuri Zulaikha mengejar-ngejar Yusuf malah Allah
jauhkan Yusuf darinya. Tetapi ketika Zulaikha mengejar-ngejar Allah. Disitulah
Allah hadirkan Yusuf untuknya. Indah bukan. Kita jangan berputus asa dari
ketetapan Allah. Ketika usaha sudah kita sudah maksimal namun Allah tidak
menghendaki apalah daya. Ada misteri dan kekuatan cinta maha dahsyat disana
yang belum bisa kita tafsirkan. Coba bukalah hati. Dekatlah kepada Allah.
Curhat kepanya. Karena hanya dia pemberi solusi dan harapan terbaik. Kalaw kita
terlalu berharap kepada manusia terkadang kita kecewa. Sebab manusia memang
bukan pemberi solusi terbaik. Ketika kita memulai sesuatu dengan BISMILLAH.
Mengapa di saat usaha dan harapan kita gagal kita takut bangkit dengan
bismillah. Usahamu, harapanmu, ikhtiarmu semuanya kembalikan pada Allah.
Mengapa engkau harus takut pada ketetapan Allah. Hanya ia yang mampu
membalikkan hati hambanya. Hanya dia yang mampu membalikkan hati hambanya.
Hanya dia yang mampu menggerakkan segala sesuatu. Bukan karena cinta yang
menjadikan semua itu menjadi indah tetapi Allah lah yang menjadikannya indah
dengan perantara cintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar