Oleh : M Hamka Syaifudin
Di
dunia ini semua pasti mengenal yang namanya Mahasiswa. Bahkan teman-teman yang
sedang mengenyam dunia pendidikan pun ingin meraih gelar mahasiswa tersebut.
Sebenarnya apa keutamaan seorang mahasiswa itu? Mengapa berbagai kalangan ingin
agar kelak anaknya jadi mahasiswa yang berkapabilitas dan intelektual.
Sekilas
kita menengok kebelakang bahkan dalam berbagai macam literatur sejarah
mahasiswa telah berhasil menjadi motor penggerak utama reformasi. Mahasiswa
menjadi aktor utama yang berdiri di baris terdepan meneriakkan kebenaran dan
bahkan sampai menumbangkan rezim yang zholim. Pasti masih melekat di pikiran
kita atau terniang di telinga kita tentang pergerakan mahasiswa tahun 1998. Dan
masih banyak lagi prestasi gemilang yang di tulis dalam tinta sejarah.
Secara
kognitifnya kita merasakan peran mahasiswa begitu dahsyat. Tidak di ragukan
lagi pengabdiannya kepada bangsa ini. Mahasiswa betul-betul membuktikan peran
mereka dalam menyuarakan keadilan dan kebenaran. Bahkan perjuangan mereka tidak
pernah kenal lelah hingga tinta sejarah masih mengenang nama mereka yang gugur
dalam pertempuran menegakkan kebenaran itu.
Di
antara banyak prestasi itu mahasiswa juga harus kembali mengintropeksi diri. Tentu
generasi sekarang berbeda dengan pola perjuangan para pendahulunya.
Mengapa
demikian? Mahasiswa sekarang mempunyai tantangan dan problem yang lebih besar.
Sehingga sebagai mahasiswa harus mampu menyiapkan keilmuan dan mental yang baik
dalam mengawal perjalanan bangsa ini. Zaman ini tidak bisa lagi memberi isyarat
kekerasan tetapi iya mengakui adanya pertarungan idealisme. Gazwul fikr (perang
pemikiran) semakin semarak dan seolah-olah terjual bebas untuk di konsumsi.
Sebagai
mahasiswa tentu saya berpandangan bahwa perang pemikiran adalah perang antara
kebenaran vs kebatilan. Mengap demikian? Karena musuh-musuh kita saat ini bukan
hanya sekedar menyerang agama islam yang dianut oleh mayoritas di negeri ini
tetapi mereka juga ingin meluluhlantakan bangsa ini agar kembali pada paham yang
anti dengan Tuhan (komunis). Dan endingnya akan menguburkan persatuan yang di
bangun atas dasar Pancasila dan Bhine tunggal ika.
Melihat
bangsa yang semakin mengalami dekadensi moral ini mahasiswa harus segera
bergerak. Bergerak melakukan perlawanan, bergerak menyadarkan masyarakat
terutama kaum awan, bergerak menyusun konsep idealisme yang cemerlang, bergerak
menghimpun kekuatan untuk mendongkrak pemerintah cepat melakukan akselerasi,
bergerak secara spiritual melakukan perubahan diri dan bergerak secara kontek
menjadi suri tauladan dalam menjalankan kehidupan.
Tidak
berhenti disitu. Mahasiswa harus kembali membuka sejarah para ummat terdahulu.
Sebab awal kebangkitan terlahir dari sejarah. Sejarah adalah guru yang membuka
jalan menuju kemenangan. Jika ingin maju dan berjaya maka kembali bercerminlah
dari sejarah.
Dengan
demikian tidak terbetik dalam hati bahwa mahasiswa kerjanya hanya belajar dan
belajar. Mahasiswa hanya sebagai pilihan untuk pelepas lelah di saat keadaan
damai dalam dunia pendidikan.
Maka
dari itu menyambut kebangkitan ummat akhir jaman ini peran mahasiswa harus
sebagai aktor utama. Mahasiwa harus mampu menampilkan citra pendidikan yang
baik dan terhormat. Mahasiswa harus mampu menjadi agent of change. sebab
selain masih muda juga pemuda merupakan harapan bangsa yang di pundakkan panji
perjuangan di letakkan. Dan mahasiswa harus cepat menyambut risalah perjuangan
dengan jaminan yang mulia dari Allah maupun Rasulnya.
Oleh
karena itu. sebagai mahasiwa mari kita satukan tekad, bulatkan niat, dan
murnikan akidah untuk berjuang. Jadilah mahasiswa yang bisa menjadi uswah di
kalangan awam bukan sebalikny justru menodai citra pendidikan. Jadilah mahasiwa
yang selalu memikirkan perubahan bangsa bukan jadi mahasiswa yang mementingkan
karier semata. Jadilah mahasiswa yang bertindak berdasarkan akhlakul karimah
buka bertindak atas dasar kekuasaan yang di miliki. Jadilah mahasiswa yang
berpikir besar untuk keselamatan generasi pelanjut bukan jadi aktor untuk
menghancurkan generasi muda yang akan datang. Jadilah mahasiswa yang berkarakter
bukan jadi mahasiswa berpikir picik. Jadilah mahasiwa yang siap mencetak
generasi untuk menjawab tuntutan jaman.
Ayo
bung..............mari bercemin diri dari gelar yang kita sandang saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar